Rabu, 28 Juli 2010

PENGAMPUNAN

Matius 18: 35
Bapa-ku yang di sorga akan berbuat demikian
juga terhadap kamu.
Apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu!
George mempunyai
seorang teman baik yaitu seorang pendeta di sebuah gereja baptis.
Suatu hari, ada seorang yang membenci pendeta ini. Ia berkali-kali berusaha membunuh pendeta tersebut. Setelah beberapa
tahun, ia pun tertangkap.
Ia dipenjara atas dakwaan
pembunuhan berencana.
Ketika mendengar hal tersebut sang pendeta berniat untuk mengunjungi narapidana itu. Ia berjalan sejauh 70
mil ke penjara tersebut.
Namun, George
mencegahnya dan ia berkata Meskipun dia temanmu, aku tidak mungkin membiarkanmu
berjalan sejauh itu.
Pendeta itu langsung menjawab Temanku? Dia
justru musuh yang paling
membahayakanku. Melihat hal tersebut George terheran-heran
kenapa sang pendeta mau
jauh-jauh berjalan untuk mengunjungi musuhnya akan tetapi sang pendeta berkata bahwa Tuhan
yang memerintahkannya.
Cerita diatas adalah salah satu contoh dari pengampunan. Orang yang masih menghitung untung rugi ketika
mengampuni,
sesungguhnya ia
belumlah sungguh-sungguh mengampuni.
Pengampunan berarti pemberian total tanpa
mengingat lagi kesalahan orang lain. Sayangnya
pada jaman sekarang ini
pengampunan hanya dimulut saja akan tetapi
tidak ada praktek riil. Tidak heran sering kali kita
melihat berita-berita pembunuhan karena dendam.
Tidak peduli seberapa pun
kita disakiti, perintah Tuhan sangatlah jelas
bahwa kita harus
mengampuni. Karena itu, ketika kita tidak mau
mengampuni
sesungguhnya kita bukan hanya sedang menyakiti
hati orang lain akan tetapi kita juga menyakiti hati kita dan hati Tuhan.
Kesaksian saya:
Jujur, pengampunan
adalah hal yang sangat sulit dilakukan dalam
hidup ini terutama apabila orang yang menyakiti kita adalah orang yang sangat dekat dengan kita. Saya sudah pernah bercerita
mengenai papa saya, yang dulu sangat membuat saya membencinya. Dan jujur, dulu saya sama sekali tidak pernah berpikir untuk
mengampuninya karena begitu dia telah menyakiti
hati saya. Akan tetapi Tuhan menjamah saya
dalam sebuah KKR yang bertemakan Hati Bapa.
Waktu sesi itu saya sangat terjamah sekali oleh kehangatan kasih Tuhan.
Sejak saat itu saya mulai dapat mengampuni papa
saya bahkan menurut saya papa saya adalah
seorang ayah yang terbaik bagi saya. Selain di dalam keluarga, saya juga kadang kala disakiti oleh
orang-orang disekeliling saya. Dan salah satu yang paling menyakitkan apabila seorang teman baik yang
melukai hati saya. Akan tetapi sekarang saya
belajar bahwa sebenarnya rasa sakit hati itu
datangnya dari dalam diri saya sendiri bahwa rasa sakit hati itu sebenarnya adalah sebuah pilihan bagi saya. Apabila saya
memilih untuk sakit hati maka saya akan sangat
sulit mengampuni orang yang telah menyakiti hati
saya akan tetapi apabila saya memilih untuk tidak sakit hati maka mengampuni itu akan lebih mudah walaupun orang tersebut sudah
sangat menyakiti hati saya. Selain itu sejak saya
mulai belajar
mengampuni orang lain maka hati saya lebih
damai, sebab dendam / sakit hati / dll itu sangat menyiksa saya dan menyita waktu saya.
Note:
Pengampunan bukan untuk mengukur seberapa besar orang menerima
kita, namun seberapa besar kita menaklukan
keegoisan diri sendiri.
AMIN. JCLU
--
BLESSING FAMILY CENTRE SURABAYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar