Kamis, 12 Agustus 2010

YESUS KRISTUS adalah Sang FIRMAN

Yohanes 1:1-18 : Pada
mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah. Ia pada
mulanya bersama-sama
dengan Allah. Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia
dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi
dari segala yang telah
dijadikan. Dalam Dia ada
hidup dan hidup itu adalah
terang manusia. Terang
itu bercahaya di dalam
kegelapan dan kegelapan
itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang
diutus Allah, namanya
Yohanes; ia datang sebagai
saksi untuk memberi
kesaksian tentang terang
itu, supaya oleh dia semua
orang menjadi percaya. Ia
bukan terang itu, tetapi ia
harus memberi kesaksian
tentang terang itu. Terang
yang sesungguhnya,
yang menerangi setiap
orang, sedang datang ke
dalam dunia. Ia telah ada
di dalam dunia dan dunia
dijadikan oleh-Nya, tetapi
dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik
kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-
Nya itu tidak menerima-
Nya. Tetapi semua orang
yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang
percaya dalam nama-Nya;
orang-orang yang
diperanakkan bukan dari
darah atau dari daging,
bukan pula secara jasmani
oleh keinginan seorang
laki-laki, melainkan dari
Allah. Firman itu telah
menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan
kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan
kebenaran. Yohanes
memberi kesaksian
tentang Dia dan berseru,
katanya: "Inilah Dia, yang
kumaksudkan ketika aku
berkata: Kemudian dari
padaku akan datang Dia
yang telah mendahului
aku, sebab Dia telah ada
sebelum aku." Karena dari
kepenuhan-Nya kita
semua telah menerima
kasih karunia demi kasih
karunia; sebab hukum
Taurat diberikan oleh
Musa, tetapi kasih karunia
dan kebenaran datang
oleh Yesus Kristus. Tidak
seorangpun yang pernah
melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah
yang menyatakan-Nya.
Dalam Dia ada hidup
(Yohanes 1:1-9)
Dalam Injil Matius, Markus
dan Lukas, di catat
peristiwa kelahiran Yesus
sebagai manusia, yang
terjadi 2000 tahun lalu.
Namun dalam bagian Injil
Yohanes ini, dikatakan
sebagai Firman yang
menjadi manusia. Firman
inilah yang menyatakan
kedekatan Allah dengan
manusia. Melalui-Nya Allah
mewujudkan rencana-Nya
dalam penciptaan,
pemeliharaan dan
penebusan. Artinya,
Firman yang merupakan
perwujudan kehadiran
Allah sendiri, memiliki
wibawa dan kuasa Allah.
Yesus Kristus yang kita
peringati kelahiran-Nya,
adalah Allah. Dalam Dia
ada hidup.
Awalnya, terang. Terang
adalah aktivitas pertama
Allah mencipta, baru
kemudian disusul ciptaan
lainnya. Terang dijadikan
rekan sekerja Allah dalam
lingkup sejarah
keselamatan manusia,
tujuannya, supaya
manusia menyaksikan
terang itu; sebab tanpa
terang kehidupan tidak
dapat berlangsung. Yesus
Kristus yang lahir itu
adalah Terang Hidup
manusia. Melalui-Nya
kesaksian Kristiani akan
bermuara pada
perwujudan kesadaran
manusia terhadap dosa
dan pengakuannya akan
kebenaran Injil Kristus,
dan kepada-Nyalah hidup
bergantung.
Doa: Terima kasih untuk
terang yang telah Engkau
ciptakan. Oleh terang-Mu
itu kami dapat hidup dan
beroleh hidup. Tuhan,
biarlah Engkau sendiri juga
yang menjadi terang
dalam hidup kami.
Bagaimana mengenal
Allah?
Bagaimana mengenal
Allah? Injil Yohanes dibuka
dengan penegasan bahwa
Yesus adalah Allah dan
manusia. Rasul Yohanes
mempergunakan istilah
logos (firman) guna
mengungkapkan
keberadaan dan kehadiran
Yesus di luar ruang dan
waktu (ayat 1). Yesus
adalah Pencipta segala
sesuatu (ayat 3, 10).
Yohanes tidak hanya
memakai istilah logos,
namun juga istilah terang
(ayat 4, 5). Kata 'terang'
yang dipakai Yohanes
dikaitkan dengan
keberadaan dan kehadiran
Yesus di dalam ruang dan
waktu (ayat 5, 9). Yesus
bukan hanya Pencipta,
tetapi juga Penyelamat.
Tanpa Yesus, manusia
akan hidup dalam
kegelapan.
Bagaimana mengenal
Allah? Allah hanya dapat
dikenal melalui kesaksian.
Rasul Yohanes
mempergunakan istilah
saksi guna
mengungkapkan
keberadaan dan kehadiran
Yohanes Pembaptis di
dalam ruang dan waktu
(ayat 7). Sebagai saksi,
Yohanes diutus Allah (ayat
6). Inilah sumber otoritas
kesaksiannya. Isi
kesaksiannya adalah
tentang Yesus (ayat 7, 8).
Tujuan kesaksiannya
adalah agar manusia
percaya pada Yesus (ayat
7). Yohanes Pembaptis
hidup di dalam dunia
untuk bersaksi bagi Yesus.
Dari Yohanes, kita belajar
bahwa percaya pada dan
bersaksi bagi Yesus
merupakan dua hal yang
tidak terpisahkan. Kedua
hal ini merupakan
jawaban terhadap
pertanyaan mengapa dan
untuk apa kita hadir dan
berada di dalam dunia.
Renungkan: Allah ingin
dan rindu agar manusia
ciptaan-Nya mengenal-
Nya dan bersekutu
dengan-Nya. Allah tidak
mengutus malaikat-
malaikat untuk
memperkenalkan-Nya. Ia
justru mengutus
manusia-manusia
berdosa. Setiap manusia
yang telah mengenal-Nya
diutus-Nya menjadi saksi-
Nya. Apakah tujuan hidup
Anda?
Tak mengenal, tak
menerima (Yohanes
1:10-13)
Tak mengenal, tak
menerima. Yohanes
mempertegas kembali
bahwa Yesus tidak dikenal
oleh dunia dan ditolak oleh
umat-Nya sendiri. Sangat
ironis! Dari sejak dilahirkan
sampai akhir hayat-Nya,
Yesus terus menerus
ditolak. Tetapi puji Tuhan!
Yesus Kristus datang tidak
bergantung pada respons
penolakan atau
penerimaan, karena Dia
datang justru untuk
menerima manusia dalam
rencana penyelamatan
Allah. Peristiwa
pengutusan Kristus oleh
Allah Bapa merupakan
penetapan rencana kekal-
Nya, yang tidak dapat
dibatalkan oleh dunia
ciptaan-Nya, yaitu rencana
keselamatan di dalam diri
anak-Nya yang sedang,
akan dan pasti digenapi.
Menerima dan percaya.
Keselamatan datang
kepada orang berdosa
lewat penerimaan dan
percaya kepada Kristus.
Bagi Kristen, Kristus adalah
anugerah Allah dan satu-
satunya kebenaran yang
dapat dipercayai. Di
dalam-Nya, kita
mempunyai hak untuk
terhisab dalam
persekutuan akrab sebagai
putera-puteri Allah sendiri.
Renungkan: Pengharapan
untuk bebas dari
perbudakan dosa,
merdeka dari himpitan
rasa bersalah, bersih dari
berbagai kenajisan yang
merasuki keinginan dan
pikiran kita, tersedia bagi
kita semua di dalam Yesus
Kristus.
Doa: Tuhan, terima kasih
pembebasan yang Kau
sediakan bagi kami.
Apakah artinya percaya
pada Yesus?
Apakah artinya percaya
pada Yesus? Apakah akibat
jika seseorang percaya
pada Yesus? Kata kerja
'menerima' (ayat 12)
dengan jelas
mengungkapkan
hubungan pribadi dengan
Yesus. Inilah artinya
percaya pada Yesus. Yang
diterima bukanlah suatu
ajaran atau sistem
keagamaan saja,
melainkan juga seorang
Pribadi. Percaya bukanlah
sekadar persetujuan
terhadap suatu dogma.
Percaya bukan hanya
berarti menjadi anggota
gereja. Percaya tidak
sekadar bersifat kognitif
atau pengetahuan. Yang
menjadi esensi, percaya
berarti memiliki relasi
dengan Yesus. Hubungan
dengan Yesus bersifat
pribadi dan dinamis.
Yesus adalah objek iman.
Percaya pada Yesus
membawa akibat yang
luar biasa! Orang yang
percaya pada Yesus
diberi-Nya kuasa menjadi
anak-anak Allah (ayat 12).
Siapa saja yang dapat
menjadi anak-anak Allah?
Istilah 'semua orang'
dalam ayat 12 dengan jelas
menunjuk ruang tanpa
batas. Apakah kaya atau
miskin, tua atau muda,
laki-laki atau perempuan,
kulit putih atau hitam,
semuanya dapat percaya
pada Yesus. Tidak ada
batasan gender atau suku
untuk menjadi anak-anak
Allah.
Menerima atau percaya
pada Yesus merupakan
tindakan aktif manusia.
Dengan perkataan lain,
percaya adalah perbuatan
manusia. Namun, percaya
juga merupakan
pemberian Allah (ayat 13).
Ketika manusia dapat
percaya pada Yesus, itu
adalah tanda bahwa ia
telah dilahirkan dari Allah.
Dengan perkataan lain,
percaya adalah pekerjaan
Allah. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa
percaya pada Yesus bukan
semata-mata pekerjaan
manusia, melainkan juga
pekerjaan Allah.
Keseimbangan dalam
melihat kedua perspektif
tersebut harus
dipertahankan. Jadi,
meskipun percaya pada
Yesus adalah perbuatan
manusia, namun Allahlah
yang mengakibatkan
manusia dapat percaya
dan menjadi anak-anak
Allah.
Renungkan: Orang yang
menyebut diri Kristen
dapat saja memiliki rasa
dan tindakan keagamaan
yang kuat. Namun
demikian, kesejatian
kekristenan ditentukan
terutama oleh
kepercayaan pada Yesus
di dalam hubungan
pribadi dengan Dia.
Sudahkah Anda sungguh-
sungguh menyerahkan
diri kepada Yesus,
menerima-Nya sebagai
Juruselamat dan Tuhan?
Hiduplah sebagai murid-
Nya yang sejati!
Rahasia iman (Yohanes
1:14-18)
"Firman" sebagai gelar
penjelmaan-Nya dalam
diri manusia; sempurna
tanpa dosa, adalah salah
satu rahasia iman Kristen.
Sebagian orang, sulit
menerima fakta bahwa
Allah yang kudus dan
mulia itu mau datang
menjadi manusia dan
hidup bersama dengan
manusia berdosa. Di
sinilah letak harapan satu-
satunya bagi manusia
berdosa untuk
memperoleh kembali
hubungan intim dengan
Allah, Penciptanya.
Rahasia iman yang ajaib
yang melampaui logika
keterbatasan berpikir
manusia. Dia yang kekal
dan tak terbatas, tetapi
mau masuk ke dalam
keterbatasan manusia agar
rencana kekal-Nya
tergenapi.
Kontras: Taurat dan kasih
karunia. Apa yang
dikatakan Yohanes
merupakan jawaban atas
pemaparan tuntutan
Taurat yang digenapi di
dalam Kristus. Kehadiran
Kristus itu bukan
meniadakan hukum
Taurat atau pun
mengesampingkan
tuntutannya, sebaliknya
kasih karunia Kristus itu
meneguhkan, sehingga di
dalam Dia kebenaran Allah
yang dinyatakan berlaku
kekal sepanjang masa.
Renungkan: Benarkah
peristiwa yang ajaib ini
menjadi bagian hidup
untuk membuka diri
terhadap kebenaran Allah
yang terus disingkapkan
kepada kita.
Doa: Tuhan, celikkanlah
mata kami, agar dapat
melihat hal-hal rohani
yang telah Tuhan kerjakan
dalam kehidupan kami.
Berita Natal
Rasul Yohanes telah
menegaskan bahwa Yesus
adalah Allah. Dalam ayat
14, ia menegaskan bahwa
Yesus adalah manusia.
Peristiwa Natal merupakan
suatu rahasia besar
tentang mengapa dan
bagaimana Allah di dalam
Kristus menjadi manusia
sejati. Tidak dapat
dikatakan bahwa Yesus
hanya kelihatannya saja
sebagai manusia. Juga,
tidak dapat dinyatakan
bahwa Yesus merupakan
campuran Allah dan
manusia. Yesus adalah
sungguh-sungguh
manusia 100%. Yesus,
seperti ditegaskan 1:1, 18,
juga adalah Allah sejati.
Peristiwa Natal
membuktikan bahwa Allah
dan manusia dapat
bersekutu. Peristiwa Natal
menyatakan bahwa Allah
ingin berdamai dengan
manusia. Berita
perdamaian ini harus
disampaikan kepada
semua umat manusia.
Allah mengutus utusan-
utusan-Nya, yakni
Yohanes dan Anak-Nya
yang tunggal.
Yohanes kembali
dilukiskan sebagai saksi
(ayat 15). Ia bukan
seorang reformator atau
pemimpin agama. Ia juga
tidak mencetuskan
gagasan keagamaan atau
spiritualitas. Yohanes
hanya menyaksikan
Yesus. Tidak ada agenda
atau berita lain. Yohanes
menegaskan bahwa Yesus
lebih utama (ayat 15).
Yohanes menyaksikan
bahwa Yesus juga telah
ada sebelum segala
sesuatu ada (ayat 15). Jelas
bahwa hidup Yohanes
berpusat pada Yesus.
Yesus, sama seperti
Yohanes, juga diutus
sebagai saksi. Kata kerja
'menyatakan' pada ayat 18
penting sekali. Dalam
bahasa Yunani, kata kerja
ini tidak memiliki objek.
Oleh karenanya, biasanya
terjemahan Alkitab harus
menambahkan objeknya.
Di dalam terjemahan LAI-
TB, kita membaca 'Dialah
yang menyatakan-Nya'.
Jelas ini merupakan
terjemahan penafsiran.
Jika tidak ada objeknya,
akan muncul pertanyaan,
"Apa atau siapakah yang
dinyatakan Yesus?" Ayat
18 menjawab bahwa yang
dinyatakan adalah Allah
yang tidak pernah dilihat
manusia, yaitu Allah Bapa.
Karena dalam ayat 1
dinyatakan bahwa Yesus
adalah Allah, maka
sebenarnya ayat 18
memiliki objek ganda.
Yesus menyatakan Bapa
dan diri-Nya sendiri. Inilah
kesaksian Yesus.
Renungkan: Perbuatan dan
perkataan Yesus
menyatakan keallahannya
pada manusia. Jika ingin
mengenal dan melihat
Allah, maka manusia
harus melihat Yesus. Tidak
ada yang dapat datang ke
Bapa kecuali melalui Yesus
(Yoh. 14:6). Sampaikanlah
berita Natal ini kepada
orang-orang yang merasa
mengenal Allah, tetapi
menolak Kristus!
Sumber : http://
www.sabda.org/
Ini artikel terkait untuk
lebih memperjelas.. ^__^ :
http://
www.sarapanpagi.org/
yesus-kristus-sang-
firman-vt585.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar