Rabu, 20 Oktober 2010

Enam Kebohongan Terbesar Iblis

Kasus penipuan terbesar
sepanjang berdirinya Negara
Amerika Serikat dilakukan
oleh seorang yang bernama
Bernard Madoff. Senin 29
Juni 2009, Madoff dihukum
tanpa ampun selama 150
tahun penjara oleh
Pengadilan Manhattan, New
York. Putusan hakim
pengadilan Manhattan, New
York, ini disambut aplaus
para hadirin sidang.
Pasalnya penipu sekelas
Madoff sangat pantas
dihukum seberat itu. Jaksa
penuntut menyatakan,
"Pesan di sini adalah Tuan
Madoff telah melakukan
kejahatan yang luar biasa
jahat dan manipulasi
semacam ini tidak hanya
sekadar kejahatan
berdarah-darah yang
dilakukan melalui kertas, tapi
juga adalah kejahatan yang
mengejutkan ", dilansir
Associated Press. Modus
penipuan Madoff telah
menyebabkan setidaknya
kerugian US$ 13 miliar atau
kira-kira Rp 130 triliun
(bandingkan dengan APBN
Indonesia yang Rp 1.000
triliun). Kerugian ini belum
memasukkan uang dari dana
ikutan. "Dia mencuri dari
orang kaya. Dia mencuri dari
orang miskin.
Dia mencuri dari orang kelas
menengah," kata Tom
Fitzmaurice, salah satu
korban lainnya. "Dia menipu
korbannya sehingga uang
hasil penipuannya bisa
membuat dia dan istrinya
hidup mewah di luar yang
bisa dibayangkan. Tidak ada
yang menduga ternyata
bisnis infestasi yang
dikelolanya ternyata suatu
penipuan pesar dengan cara
halus. Yang mengejutkan
adalah para klien atau
korban penipuannya
sebagian adalah orang-
orang terkenal dari politikus
hingga artis Holliwood
"(dunia.vivanews.com).
Kasus Madoff adalah salah
satu peristiwa kelam dalam
sejarah umat manusia.
Namun modus dan akibat
yang yang timbulkannya
belum seberapa jika
dibandingkan dengan dusta
atau penipuan yang sedang
dilakukan oleh iblis –
bigbosnya. Iblis secara
persuasif, halus, lembut, dan
mempesona menjalankan
penipuan terhadap orang-
orang percaya (Kej. 3:1). Jika
Madoff berhasil merampok
harta benda orang, iblis lebih
lagi, harta benda sekaligus
nyawa orang adalah target
sesungguhnya (Yoh.10:10). Ia
tidak akan berhenti sebelum
tujuannya tercapai (Luk.
4:13). Iblis sangat ahli dalam
soal menipu. Madoff hanyalah
penipu kelas teri hasil
binaannya. Aktor sebenarnya
adalah Iblis (Yoh. 8:44). Ia
adalah pendusta terbaik
yang pernah ada.
Dengar baik, jika Anda
adalah anak-anak Tuhan,
sudah pasti Anda adalah
targetnya. Mungkin saja
tanpa Anda sadari sekarang
Anda sedang bekerja sama
denganya. I Petrus 5:8
memperingatkan kita agar
siuman dan siaga satu
terhadap seranganya yang
mendadak dan mematikan.
Lalu bagaimana kita
mengenali modus
penipuannya? Dan bagaimana
kita terhindar dari
penipuannya? Dr. Tony
Evans dalam bukunya yang
berjudul, God Can Not Be
Trusted memberitahukan
kepada kita enam
kebohongan iblis yang selalu
digunakannya.
1. Iblis sebenarnya tidak ada.
Ini adalah trik iblis yang
paling indah dari yang
pernah ada. Keberadaannya
hanyalah dongeng atau
legenda Yunani. Iblis akan
melakukan segalanya untuk
meyakinkan kita bahwa ia
tidak nyata, atau ia mengakui
keberadaannya tapi
keberadaannya sebenarnya
tidak mendatangkan masalah
bagi kita, sebab ia tidak
sanggup melakukan apa pun
terhadap kita. Mengapa Iblis
melakukannya? Karena ia
tahu jika kita
menganggapnya tidak
berbahaya atau merupakan
ancaman, akan lebih mudah
baginya untuk menyerang
kita. Dr. Ravi Zacharias
mengatakan, "Salah satu
khotbah yang paling
berbahaya saat ini yang
selalu terdengar di mimbar-
mimbar gereja adalah Iblis
telah dikalahkan dan ia tidak
dapat berbuat apa-apa
mengganggu orang-orang
percaya. " Khotbah yang
menyesatkan ini tidak
bertanggungjawab dan
menipu. Benar, Allah telah
mengalahkan Iblis di kayu
salib. Dosa tidak berkuasa
lagi atas manusia. Jalan
keselamatan telah tersedia.
Tetapi, Tuhan tidak pernah
melenyapkan keberadaannya
atau melucuti kekuatannya.
Iblis masih sama kuatnya
seperti dulu. Ia masih suka
menyamar dan memalsukan
sesuatu (baca Kej. 3). Ia
bukan singa ompong yang
memata-matai kita. Iblis
bahkan lebih licik dari yang
kita kira, sebab ia tidak mati
dan selalu menyempurnakan
taktiknya.
Maka dari itu, kita jangan
terburu-buru menyalahkan
orang lain sebagai penyebab
masalah dalam hidup.
Kelihatannya memang
masalah kita datang dari
pasangan kita, anak-anak,
atasan atau rekan kerja
kita, atau dari kepribadian,
kelemahan atau latar
belakang kita. Tetapi sangat
mungkin masalah Anda ada
kaitannya dengan
peperangan rohani yang
sedang berlangsung di
sekitar Anda. Artinya, Iblislah
biang keroknya. Mengapa
Iblis? Alkitab telah
mengatakan kepada kita
masalahnya. Efesus 6:12,
" karena perjuangan kita
bukanlah melawan darah dan
daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-
penguasa, pelawan
penghulu-penghulu dunia
yang gelap ini, melawan roh-
roh jahat di udara. "
2. Tuhan menahan berkatNya
dari kita.
Pernakah Anda mempunyai
perasaan yang mengganggu
ini bahwa hidup dalam
ketaatan akan membuat Anda
kehilangan sesuatu?
Sebenarnya tidak demikian.
Yesus telah memberikan
kepada kita janji yang luar
biasa selama hidupNya di
dunia. Salah satu janji yang
terindah adalah, "Aku
datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala
kelimpahan " (Yoh. 10:10).
Janji ini tidak hanya berlalu
di sorga nanti, tapi juga
berlaku di dunia sekarang
ini. Allah mempersiapkan kita
untuk suatu tugas yang
besar. Melayani Tuhan
bukanlah kehilangan
berbagai hal, tetapi
mendapatkan berbagai hal
yang mulia, yakni seatu
kehidupan yang diubahkan,
kehidupan yang
berkelimpahan, suatu
hubungan yang akrab
dengan Tuhan. Ia
menghendaki kita untuk
mempunyai hidup yang
menggairahkan, penuh
sukacita, dan
berkemenangan, hidup yang
mencerminkan Yesus sendiri.
Inilah hidup yang
dimaksudkan Yesus untuk
kita di bumi ini.
Ketika iblis mencobai Hawa,
hal pertama yang keluar dari
mulit dustanya adalah,
" Tentulah Tuhan berfirman:
Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan
buahnya, bukan ?"
Perhatikan! Iblis mengutip
firman Tuhan untuk
menjalankan tipu muslihat
favoritnya. Ia suka mengutip
Alkitab, membengkokkannya,
melemparkannya kepada kita
dalam bentuk kebenaran
yang menyimpang atau dusta
yang sepenuhnya (Kej. 3).
Iblis juga melakukan hal yang
sama kepada Yesus ketika
mencobaiNya (Mat. 4:1-11).
Setan ingin tanpak kepada
Hawa sebagai penolong yang
benar-benar peduli kepada
Hawa dan memikirkan
kepentingannya. Sampai saat
ia menyimpangkan firman
Tuhan untuk mencapai
tujuannya.
Jika kita kembali melihat apa
yang Tuhan katakan kepada
Adam, Anda akan melihat
bahwa iblis memutarbalikan
perkataan Tuhan yang
sebenarnya (Kej. 3:1). Tuhan
tidak pernah berkata kepada
Adam bahwa ia dan Hawa
tidak boleh makan semua
pohon dalam taman Eden.
Yang Tuhan katakan kepada
mereka adalah, "Semua
pohon dalam taman ini boleh
kamu makan buahnya dengan
bebas " (kej. 2:16). Persis di
sana iblis melemparkan suatu
dusta kepada Hawa. Tuhan
memberikan kebebasan
penuh kepada Adam dan
Hawa dengan satu batasan
(ayat 16-17). Tetapi iblis
tidak mau hawa memusatkan
perhatian pada kebebasan
yang Tuhan berikan; ia mau
Hawa memusatkan perhatian
pada satu batasan tersebut.
Iblis ingin Hawa tidak melihat
kebaikan dan pemenuhan
kebutuhan dari Tuhan,
namun sebaliknya
menyebabkan
mempersoalkan peraturan
Tuhan sebagai bukti bahwa
Ia tidak sebaik yang Hawa
dan Adam kira.
Singkatnya, iblis ingin
berkata kepada hawa dan
kita bahwa "Tuhan sedang
menahan berkat-berkat-Nya
darimu. Tuhan memang
menciptakanmu,
menempatkanmu di taman
yang indah ini, dan kemudian
Ia akan mulai memberikan
larangan-larangan padamu."
Dengar, Tuhan tidak sedang
menahan berkat-berkat-Nya
dari anak-anakNya sama
sekali. Tuhan sedang
menawarkan yang terbaik
dari semua kepunyaanNya
dan terus menawarkan yang
terbaik dari semua
kepunyaan-Nya sampai hari
ini.
3. Tuhan tidak dapat
dipercaya.
Kali ini Iblis melangkah lebi
jauh, iblis mengatakan
sesuatu yang berlawanan
dengan apa yang dikatakan
Tuhan. Ia sedang
mengatakan bahwa firman
Tuhan tidak dapat dipercaya.
Pada dasarnya, ia sedang
menyebut Tuhan pendusta.
Iblis memenag licik, pintar
dan berani. Ia sangat
memahami diri kita karena ia
setiap hari mempelajari kita.
Ia tahu siapa Tuhan dan
vonis Tuhan terhadap
dirinya. Tetapi iblis masih
dengan berani mengatakan
bahwa Tuhan yang
melakukan semua itu adalah
pendusta! Hawa
diperhadapkan pada sebuah
pertanyaan serius: Siapakah
yang akan ia percayai?
Firman Tuhan atau
perkataan iblis? Hanya satu
pilihan. Tidak ada tempat
untuk kompromi di sini.
Pertanyaan dan pilihan itu
juga dihadapkan kepada kita
setiap hari. Apakah kita akan
percaya dan menaati firman
Tuhan, ataukah kita
bergabung dengan iblis dan
mengatakan bahwa Tuhan
tidak dapat dipercaya.
Apakah anda percaya Alkitab
sebagai firman Allah?
Jawabannya mungkin, yah!
Tapi, pernahkah anda
meragukan firmanNya? Saya
yakin hampir semua orang
percaya pernah
meragukanNya. Ketika
pengakuan iman anda tidak
sejalan dengan firmanNya,
sesungguhnya anda berada
dalam posisi yang diinginkan
iblis. Iblis mungkin tidak
keberatan dengan
pengakuan anda, tapi dia
sangat menentang ketaatan
anda pada firmanNya, sebab
ketaatan menunjukan bahwa
anda mempercayai firman
Allah. Gereja dewasa ini
dipenuhi oleh orang-orang
yang mengaku sebagai orang
percaya yang
memperlakukan firman Tuhan
seperti orang-orang yang
tidak bertuhan.
Alkitab dipenuhi janiji-janji
yang telah digenapi tentang
bisa dipercayanya firman
Tuhan. Janji Tuhan itu murni
dan sangat teruji, bagaikan
perak teruji, tujuh kali
dimurnikan dalam dapur api
peleburan di tanah (Maz.
12:7; 119:140). Tuhan tidak
pernah dan tidak mungkin
berdusta (Ibr. 6:18). Apa
yang dikatakan-Nya adalah
kebenaran mutlak, tidak lebih
dan tidak kurang. Singkat
kata, jika Alkitab menuliskan
suatu janji, kita harus
mempercayainya dan
bertindak berdasarkan iman
tersebut.
4. Dosa tidak memberikan
akibat buruk.
Alkitab berisikan larangan-
larangan dan peringatan-
peringatan atau yang lebih
kita kenal dengan hukum
Tuhan. Memang iman Kristen
dibangun di atas suatu
hubungan, tetapi Tuhan
meberikan aturan dan telah
meletakan tanda "Dilarang
masuk tanpa izin." Dia
memperingatkan kita tentang
adanya konsekuensi-
konsekuansi atas
pelanggaran hukum tersebut.
Ttapi iblis ingin kita percaya
bahwa kita dapat melakukan
dosa tanpa harus
menanggung konsekuensi-
konsekuensinya. Seperti
banyak dusta lainnya, dusta
ini dimulai di Taman Eden.
Pada percakapan antara
Hawa dengan iblis, Hawa
mengatakan kepada iblis
bahwa ia dan Adam telah
dilarang untuk makan buah
pohon yang ada di tengah-
tengah taman. Kemudian
Hawa mengatakan kepada
Setan bahwa Tuhan bahwa
Tuhan telah berkata,
" Jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nati
kamu mati " (Kej. 3:3). Hawa
tidak mengatakan perintah
Tuhan tersebut dengan
benar. Kenyataan dia salah
mengutip firman telah
membuka kesempatan
kepada iblis , dan iblis
berkata kepadanya, "Sekali-
kali kamu tidak akan
mati " (Kej. 3:4). Perhatikan
apa kata iblis, "Dosa tidak
memberikan akibat-akibat
buruk. "
Tetapi Tuhan ingin kita
mengetahui dua hal: Tuhan
memandang dosa sebagai hal
yang serius dan Tuhan tidak
bisa mengizinkan dosa tidak
menerima hukuman. Allah itu
kudus, dan dosa adalah
segala apapun yang
berlawanan dengan
kekudusan Allah. Melanggar
hukum Tuhan selalu
memberikan akibat-akibat
buruk. Paulus
memperingatkan kita agar
" Tidak sesat! Allah tidak
membiarkan diriNya
dipermainkan. Karena apa
yang ditabur orang, itu juga
yang akan dituainya " (Gal.
6:7). Kebenaran mendasar
bahwa dosa selalu datang
dengan konsekuensi-
konsekuensi telah ditunjukan
di Taman Eden, di mana Adam
dan Hawa harus menanggung
akibat dari apa yang mereka
telah lakukan.
Tidak diragukan, Allah kita
adalah Tuhan yang penuh
kasih dan maha pengampun,
tapi Dia adalah Allah yang
Mahasuci dan adil. Selakipun
kita mengakui kesalahan
kita, Allah tetap tidak
membebaskan kita dari
konsekuensinya (Ibr.
12:5-10). Kita harus
menanggung akibat dari dosa
yang kita buat. Contoh Daud,
ia pernah melakukan
kesalahan besar dan
kemudian mengakuinya,
namun Allah tetap
menjatuhkan hukuman atas
perbuatannya (1 Sam 13:14).
Kebenarannya adalah. "Dosa
selalu memberikan akibat-
akibat buruk, terlepas dari
apapun yang iblis katakan
pada kita. " Tapi juga Ia setia
dan adil, mengampuni dan
menyucikan kita dari segala
dosa kita (1 Yoh. 1:9).
5. Anda bisa menjadi seperti
Tuhan.
Lagi-lagi iblis melancarkan
kebohongannya. Si raja
dusta ini tidak pernah
kehilangan akal. Selama
targetnya belum terkapar, ia
tidak akan berhenti. Iblis
punya seribu satu jurus
untuk menjatuhkan lawannya.
Kali ini iblis mengeluarkan
senjata pamungkasnya dan
tipuan ini seringkali
membuahkan hasil. Iblis tahu
betul hasrat terdalam dari
seorang manusia. Bagian dari
hati Hawa itulah yang digoda
oleh iblis saat ia mengatakan
dustanya: "Kamu akan
menjadi seperti Allah." Lihat
apa yang dikatakan iblis,
" tetapi Allah mengetahui
bahwa pada waktu kamu
memakannya matamu akan
terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang
jahat (Kej.3:5).
Seperti biasa, tipuan iblis
mengandung sedikit
kebenaran. Pada saat Adam
dan Hawa memakan dari
pohon pengetahuan yang
baik dan yang jahat,
seketika itu juga mereka
tahu tentang dosa dan
kejahatan. Tetapi dusta
besarnya di sini adalah
bahwa Hawa akan menjadi
seperti Allah jika ia makan
buah pohon itu. Tanpa pikir
panjang Hawa langsung
menerima tawaran yang
menggiurkan itu "Menjadi
seperti Allah."
Bukankah itu merupakan
sifat dasar manusia? Dosa
pada dasarnya merupakan
satu bentuk kesombongan.
Hakikat dari dosa adalah
egois, mementingkan diri
sendiri, mengidamkan
kemuliaan yang tak
semestinya. Pada intinya,
dosa menolak untuk
mengakui ketergantungan
total kita kepada Allah.
Seperti yang dikatakan C. S.
Lewis, "kesombongan
merupakan dosa yang
mendasari semua dosa
lainya. " Dan yang paling
membingungkan dari satu
karekter dosa ialah, dosa
biasanya berkedok. Dosa
selalu dilakukan untuk
" suatu alasan yang baik."
Manusia suka berasionalisasi
ketika melakukan dosa,
sehingga ia sendiri seringkali
gagal mengenali dosa itu
sendiri. Dan parahnya lagi,
manusia sering cenderung
menutup-nutupi dosanya
(Kej.3:12).
Tuhan dan manusia memiliki
perbedaan yang sangat
jelas. Tuhan adalah pencipta,
dan manusia adalah ciptaan-
Nya. Di dalam dunia ini hanya
ada satu Tuhan, dan tidak
ada yang lain (kel.20:4;
Yes.43:10; 44:6; 45:5).
Manusia adalah makhluk
terbatas, dalam masa hidup,
dalam pengetahuan, dan
dalam hikmat kita. Ada pun
Tuhan tidak terbatas dalam
segala hal. Perbedaan ini
semestinya disadari oleh
setiap anak-anak-Nya.
Tuhan tidak pernah
menginginkan perbedaan
antara Diri-Nya sendiri
dengan umat-Nya menjadi
kabur.
Dewasa ini Iblis terus
menggunakan tipuannya itu
dengan cara yang lebih
menipu. Iblis telah
menularkan filosofinya ke
dalam berbagai bentuk
kepercayaan, disiplin ilmu,
bahkan ke dalam kekristenan
sendiri. Anda mungkin pernah
mendengar kalimat ini: "Anda
punya kemampuan tak
terbatas ", "Anda punya
potensi", "Pusatkan
pikiranmu pada energi positif
untuk menhasilkan kehidupan
yang lebih baik ", My the
Force be with us", "Optimis",
Positif tingking".
Kedengarannya bagus sekali.
Namun semua itu adalah
pekerjaan iblis agar manusia
menentukan ke mana arah
hidupnya sendiri, terlepas
dar ketergantungannya
terhadap Tuhan. Pesannya
tetap sama, "Kita adalah
tuhan atas diri kita sendiri."
Kita diciptakan untuk tujuan
Allah dan, dirancang untuk
kemuliaan-Nya (Kol.1:16).
Seharusnya kita tunduk
kepada Tuhan dan berada di
bawah kendali-Nya. Hanya
Tuhan mengasihi kita
sehingga Ia mengizinkan kita
untuk membuat pilihan
tersebut. Dia tidak memaksa
kita untik menaati-Nya.
Tuhan ingin ketaatan dan
kasih kita kepadaNya datang
dari hati yang bersediah dan
rendah hati. Jika kita
melakukan itu, Tuhan akan
datang pada kita dan tinggal
dalam diri kita, memberi arah
pada kita, dan mengajarkan
kebenarannya yang
terutama.
6. Jika rasanya baik, lakukan
saja!.
Bisa jadi ini adalah kalimat
terpopuler di abad-21 ini.
Hampir setiap orang
mengucapkannya. Kalau Anda
rasa itu baik, mengapa
tidak? Ikuti kata hatimu. Kamu
rasa itu benar, lakukanlah.
Ini adalah kebohongan iblis
yang sulit diidentifikasi.
Benar-benar menipu. Iblis
tahu bahwa ia tidak bisa
memaksa kita melakukan
apapun. Iblis tahu bahwa
Tuhan menciptakan kita
dengan suatu kehendak
bebas. Kebebasan itulah
yang sedang
dimanfaatkannya. Iblis
menyarankan banyak hal
kepada kita, ia melemparkan
umpan, ia merayu kita agar
kita membuat keputusan-
kepurusan yang salah.
Iblis pintar dengan taktik ini.
Hawa adalah korban pertama
dari rayuannya. Tak
diragukan lagi Hawa melihat
pohon dan buah itu. Dengan
kebohongan iblis yang baru
dalam pikiran hawa, pohon
itu sekarang kelihatannya
agak berbeda. Perhatikan
apa kata Alkitab,
" Perempuan itu melihat
bahwa buah pohon itu baik
untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagi pula pohon
itu menarik hati karena
member pengertian " (Kej.3:6).
Bagi Hawa, semua rasanya
benar, rasanya baik, lalu ia
memakannya.
Iblis mendatangi hawa
dengan menggunakan salah
satu pemberian Tuhan
kepada manusia: Perasaan-
perasaan. Tuhan
menciptakan manusia
dilengkapi perasaan-
perasaan, seperti Tuhan
juga memilikinya. Ada
perbedaan anrata pikiran
dan perasaan. Perasaan bisa
berubah-ubah, tapi pikiran
cenderung bertahan pada
apa yang kita ketahui.
Perasaan dapat bereaksi
terhadap sesuatu yang kita
ketahui benar dan tidak
benar.
Artinya, perasaan bisa
sangat menipu. Kunci untuk
menjaga perasaan agar
tetap stabil adalah
meletakkan apa yang kita
ketahui mendahului apa yang
kita rasakan. Kita harus
memastikan bahwa
perasaan-perasaan kita
dituntun dan dikendalikan
oleh apa yang kita ketahui,
yaitu dalam hal ini adalah
kebenaran-kebenaran
doctrinal. Mood bisa berubah,
tapi kebenaran tidak. Iman
Kristen melibatkan perasaan
di dalamnya, namun tidak
mendasarkannya pada
perasaan. Pengetahuan yang
benar tentang Allah dan
kebenaran-Nya melahirkan
perasaan-perasaan yang
bertanggung jawab. Oleh
sebab itu, kita wajib menguji
semua perasaan kita,
apakah itu sejalan dengan
Alkitab atau tidak. Bila
terbukti tidak selaras
dengan Alkitab, kita harus
tegas menolaknya. Dan
akhirnya, "Tunduklah
kepada Allah, dan lawanlah
iblis, maka ia akan lari dari
padamu! (Yak. 4:7).
Kesimpulan Sejak masa
penciptaan, setan selalu
memiliki satu tujuan akhir,
yaitu kehancuran jiwa kita.
Jika ia tidak berhasil
menghancurkan jiwa kita, ia
akan puas dengan
memastikan bahwa kita
lemah, tidak efektef dan
tidak bermanfaat bagi
keraajan Allah. Setiap
kebohongan iblis dirancang
untuk melakukan satu hal:
menipu kita dengan
memutarbalikan kebenaran
Tuhan.
Saudaraku! Sadarlah dan
berjaga-jagalah! (1 Pet.5:8).
Jangan beri kesempatan
sekecil apapun kepada iblis
(Ef.4:27). Ambillah seluruh
perlengkapan senjata Anda
(Ef.6:11-18), dan akhirnya,
dengan kuasa Roh Kudus
lawanlah iblis dan kalahkan
dia (Yak.4:7; 1 Pet.5:9). (Gbl.
Alki F. Tombuku)
sumber : www.in-christ.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar