Selasa, 21 September 2010

YUSTINUS MARTIR

Shalom,
Umumnya, hati kita
akan selalu bergetar
ketika membaca
kehidupan
seorang pahlawan iman
yang rela meregang
nyawa demi mengikut
Kristus. Perasaan
seperti itulah yang
mungkin kembali
menyeruak
tatkala kita membaca
secuplik kisah hidup
"Yustinus Martir"
sebagaimana yang
disampaikan di kolom
kesaksian edisi kali ini.
Kehidupan Yustinus
menunjukkan bahwa
terkadang dalam hidup
pengiringan kita kepada
Kristus, bisa jadi Allah
sang Pencipta
memaklumkan kita
untuk mati demi Dia.
Mati demi kebenaran-
Nya --
seperti yang telah
dialami oleh Yustinus --
bisa jadi justru
merupakan hal yang
paling mulia yang dapat
kita alami dalam hidup
ini. Hal itu akan sesuai
dengan pernyataan
Yustinus bahwa "...para
pecinta kebenaran
terdorong untuk
melakukan dan
mengatakan apa yang
benar, sekalipun
nyawanya terancam
maut karena pilihan itu."
Selamat
menikmati KISAH edisi
kali ini. Tuhan
memberkati.
Redaksi tamu KISAH,
Wilfrid Johansen
http://kekal.sabda.org
http://fb.sabda.org/
kisah
______________________________________________________________________
KESAKSIAN
YUSTINUS MARTIR
Umat Kristen abad
pertama disebut
sebagai "atheis" oleh
pemerintah
Roma. Mereka
dieksekusi karena tidak
menyembah dewa-
dewa Romawi.
Kekristenan merupakan
perbuatan ilegal.
Flavius Yustinus
dilahirkan pada masa
itu. Sebagai seorang
yang
berpendidikan tinggi, ia
mempelajari berbagai
filosofi Yunani yang
lazim. Tapi, hanya
kehampaan yang
diperolehnya. Pada
tahun 132 M,
seorang pria tua
dengan sabar
membawa Yustinus
kepada Kristus, ia
menjelaskan nubuatan
Perjanjian Lama tentang
Mesias.
Dengan sepenuh hati
dan seluruh otaknya,
Yustinus kemudian
menjelaskan
kekristenan sebagai
filosofi sejati. Dengan
mempertaruhkan
nyawanya, secara
terang-terangan ia
mendebat
orang-orang terkenal
yang tidak percaya. Ia
menulis sebuah
dokumen
mengesankan yang
berisi lebih dari 8.000
kata kepada Kaisar. Ia
membela dan
menjelaskan hal
kekristenan dan
Kerajaan Allah. Beberapa
komentarnya yang
abadi adalah:
"...para pecinta
kebenaran terdorong
untuk melakukan dan
mengatakan apa yang
benar, sekalipun
nyawanya terancam
maut karena
pilihan itu."
"Kami berdoa bagi
musuh-musuh kami dan
berusaha mengajak
mereka
yang membenci kami
dengan tidak adil untuk
mengikuti ajaran
Kristus. Kami berdoa
agar mereka boleh
menjadi rekan kami
dalam
harapan penuh
sukacita akan upah dari
Allah, Pemimpin segala
sesuatu."
"...sedangkan bagi
kami, tidak ada
kejahatan yang bisa
dilakukan
terhadap kami kecuali
kami dihukum sebagai
pelaku kejahatan atau
terbukti sebagai
orang-orang yang jahat.
Kalian bisa membunuh
kami. Tapi kalian tidak
bisa menyakiti kami".
Yustinus dan enam
muridnya dipancung
pada tahun 165 M.
Setelah
meninggal, nama
belakangnya diganti oleh
orang-orang Kristen
menjadi
"Martir" yang juga
berarti "saksi." Yustinus
Martir bukan saja
seorang saksi bagi
orang-orang Romawi
penyembah berhala. Dia
juga
seorang saksi bagi kita
-- sekarang.
Diambil dan disunting
seperlunya dari:
Judul buku: Batu-Batu
Tersembunyi dalam
Pondasi Kita
Judul buku asli: The
Hidden Stones in Our
Foundation
Penulis: Tim The Voice
of the Martyrs
Penerjemah: Ivan
Haryanto
Penerbit: Kasih Dalam
Perbuatan, 2005
Halaman: 10 -- 11
______________________________________________________________________
Sesuai dengan kasih
karunia Allah, yang
dianugerahkan
kepadaku, aku
sebagai seorang ahli
bangunan yang cakap
telah meletakkan dasar,
dan
orang lain membangun
terus di atasnya. Tetapi
tiap-tiap orang harus
memperhatikan,
bagaimana ia harus
membangun di atasnya.
(1 Korintus 3:10)
< http://
alkitab.sabda.org/?
1Korintus+3:10
>
______________________________________________________________________
POKOK DOA
1. Berdoa untuk orang-
orang Kristen yang
memberitakan
Kekristenan dan
Kerajaan Allah, agar
tetap kuat dalam
Tuhan. Sekalipun nyawa
mereka harus
terancam maut oleh
karena kebenaran-Nya.
2. Kerinduan agar lebih
banyak lagi Umat
Kristen yang bergerak
memberitakan Injil
bagi sesama yang
belum mengenal Yesus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar