Jumat, 18 Juni 2010

Lebih Dari Pemenang - Laskar TUHAN (3)

Jika Anda tidak berada di
dalam pasukan, maka Anda
bukanlah orang Kristen.
Terlalu banyak orang Kristen
di zaman sekarang ini yang
terbiasa dengan ajaran
bahwa diselamatkan atau
menjadi orang Kristen,
adalah sekadar masalah
percaya agar Anda bisa
masuk ke surga. Jika Anda
berada di dalam lingkungan
ajaran semacam ini, ini
berarti Anda belum membaca
isi Alkitab.
Saya ingin agar Anda
mengerti bahwa menjadi
seorang Kristen dan
dibaptiskan bukanlah agar
Anda memperoleh jaminan
satu kursi di bioskop
surgawi. Bukan supaya Anda
bisa menyaksikan satu
tontonan yang bagus saat
Anda ke surga nanti. Atau
mungkin, Anda akan
bergabung di orkestra di
panggung surgawi memainkan
gitar, harpa, atau instrumen
yang lain. Itulah ajaran yang
diberikan kepada saya ketika
saya masih baru menjadi
Kristen. Saya menjadi Kristen
supaya saya memperoleh
satu tiket yang akan
menjamin bahwa saya akan
mendapat satu kursi di
surga.
Pesan penting yang mau
saya sampaikan adalah
bahwa setiap orang Kristen
dipanggil untuk bergabung
dengan bala tentara Allah.
Bala tentara Allah adalah
pasukan pembebasan,
pasukan keselamatan. Anda
diselamatkan untuk
menyelamatkan orang lain.
Dan perang yang harus kita
tempur adalah perang yang
sangat berat. Tetapi
sayangnya, banyak orang
Kristen bahkan tidak tahu
apa itu peperangan.
Berperang bagi
Keselamatan orang lain
Kita berbicara tentang lebih
dari pemenang. Untuk menang
harus terjadi pertarungan.
Bagi Anda pertarungan itu
merujuk kepada hal apa?
Saya kira sebagian besar
akan menjawab, "Pergumulan
rohani di dalam diri yang
harus kita perangi." Atau,
"Ya, kehidupan rohani adalah
medan perang yang saya
pergumulkan di dalam diri
saya setiap hari." Itukah
jawaban Anda?
Ini bukanlah pertarungan
yang dimaksudkan dalam
Alkitab. Mungkin itu adalah
kisah hidup Anda. Akan tetapi
itu bukanlah kisah yang
terdapat di dalam Alkitab.
Pertarungan yang dibahas
dari dalam Kitab Suci adalah
berperang bagi keselamatan
orang lain bukannya
pergumulan di dalam diri
sendiri dan hal yang
semacam itu. Namun mungkin
Anda akan berkata,
"Tidakkah benar bahwa kita
sendiri mengalami pergumulan
di dalam diri ini?" Memang
benar. Akan tetapi hal itu
seharusnya terjadi sebelum
Anda masuk ke dalam
pasukan. Pergumulan di
dalam diri seharusnya sudah
dituntaskan pada saat Anda
maju untuk baptisan.
Apakah ada prajurit yang
maju ke medan perang
dengan senjata di tangan
tetapi berkata, "Aku bingung
apakah harus menembak
atau tidak. Aku tidak yakin
apakah aku berada di pihak
yang benar." Atau, "Aku
merasa sangat menderita.
Aku tidak yakin apakah aku
bisa bertempur. Mungkin lebih
baik aku berdiam di dalam
lubang perlindungan saja.
Mungkin sebaiknya aku
mencari perlindungan di sana
sampai aku dapat mengatasi
persoalanku sendiri."
Banyak orang yang
menghabiskan kehidupan
Kristen mereka bergumul
tentang hal: apakah mereka
akan maju bertempur atau
tidak? Mereka berkata, "Aku
merasa tertekan bagaimana
mungkin aku bertempur?"
Apakah ada pasukan di mana
kebanyakan tentaranya antri
ingin bertemu komandan
padahal peluru meriam pihak
musuh berterbangan di
sekitar mereka. "Komandan,
aku... aku merasa tidak enak
hari ini." Dan yang satunya
lagi terlihat lebih menderita
ketimbang yang sedang
menghadap. Saat si
komandan itu menatap ke
depan, separuh dari
pasukannya berbaris antri,
menunggu untuk konseling.
Dan nyaris tidak ada yang
sedang aktif bertempur.
Dan yang lebih ajaib lagi,
ketika si komandan itu
selesai menangani orang
tersebut, orang ini lalu
keluar dan mengantri lagi
untuk giliran konseling
berikutnya. Demikianlah, pada
akhir petang itu, si komandan
sudah sangat kelelahan
tetapi orang yang pertama
dia tangani sudah muncul lagi
untuk minta konseling.
Maksud saya, si komandan
ini bahkan tidak sempat
mengarahkan pertempuran.
Dia harus membereskan
pasukannya dulu.
Nah, semua itu mungkin
terdengar lucu, tetapi
bukankah itu kenyataannya?
Itulah situasi di sebagian
besar gereja sekarang ini.
Saya pernah berkhotbah di
sebuah perkemahan di
Kanada. Separuh dari
peserta perkemahan itu ingin
mencari konselor. Dan para
konselor harus menghadapi
antrian sampai keluar pintu
mereka. Apa yang digumuli
kebanyakan orang? "Aku
tidak yakin apakah aku ini
orang Kristen atau bukan."
Seperti seorang tentara yang
mendatangi komandannya
dan berkata, "Aku tidak tahu,
apakah aku ini seorang
tentara atau bukan?
Dapatkah Anda memberitahu-
ku, apakah aku ini seorang
tentara?" Bagaimana kita mau
berperang ini jika pasukan
kita bahkan tidak tahu
apakah mereka tentara atau
bukan.
Anda seorang Laskar
Kristus atau Turis?
Apakah Anda seorang
prajurit? Apakah Anda yakin
bahwa Anda seorang
tentara? Mungkin setelah ini,
Anda akan berkata, "Ya, aku
adalah prajurit Kristus."
Bagus, sekarang kita akan
berbaris menuju medan
tempur. Lalu Anda berkata,
"Tunggu dulu, saya tidak
berbicara tentang perang.

Blessing Family Centre Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar