Jumat, 18 Juni 2010

Lebih Dari Pemenang - Laskar TUHAN (5)

Karena
kami ingin agar Anda
memahami sepenuhnya apa
artinya menjadi Kristen. Jika
Anda tidak siap untuk mati,
maka janganlah berpikir
untuk dibaptis.
Jika tidak, maka Anda hanya
akan berdiri di depan pintu
saya meminta konseling
bersama peserta antrian
yang lainnya. Dan
mengatakan hal seperti, "Ah,
aku tidak tahu bahwa menjadi
orang Kristen itu harus
menderita." Nah, untuk
menjadi seorang tentara
Anda harus menderita. Jadi
jangan terkejut saat Anda
harus menderita. Ingatlah
selalu apa yang dikatakan
oleh Rasul Paulus kepada
jemaat di Filipi pasal 1:29,
"Kamu dipanggil," katanya
kepada jemaat di Filipi,
"bukan sekadar untuk
percaya melainkan juga
untuk menderita." Dan dia
berkata kepada para
penatua di Efesus untuk
mengingatkan jemaat bahwa
melalui banyak penderitaan
dan kesukaranlah baru kita
dapat masuk ke dalam
kerajaan.
Prinsip-prinsip
Kemenangan
Mengapa gereja menolak
untuk memberitakan hal
tersebut di zaman ini?
Mengapa gereja tidak
mengatakan bahwa kita ini
adalah prajurit? Mengapa
kita tidak diingatkan akan isi
Efesus pasal 6? Mengapa
kita disuruh untuk
mengenakan baju zirah,
pedang dan ketopong dari
Allah jika kita tidak sedang
maju berperang? Apakah kita
hanya sekadar berbaris di
lapangan upacara saja?
Tak ada Kemenangan
tanpa Pertempuran
Mari kita camkan satu hal ini
dengan baik - tidak ada
kemenangan tanpa
pertempuran. Tahukah Anda
apa itu kemenangan? Apakah
Anda mengalami kemenangan
tersebut? Nah, jika Anda
belum masuk ke dalam
peperangan, tentu saja Anda
tidak akan memenangkan
perang. Sebelum ada
kemenangan, harus ada
pertempuran terlebih dahulu.
Secara logis hal ini sangatlah
mudah untuk dipahami.
Orang Kristen yang tidak
tahu apa arti kemenangan
adalah mereka yang memang
belum masuk ke dalam
peperangan. Dan saya
tekankan sekali lagi, hal ini
tidak ada kaitannya dengan
pergumulan di dalam batin.
Pergumulan batin seharusnya
sudah dituntaskan pada saat
Anda dibaptis. Persoalan
tentang komitmen
seharusnya sudah tuntas
saat baptisan.
Jika pergumulan batin Anda
belum tuntas, tahukah Anda
apa yang akan terjadi? Anda
akan hidup dalam kekalahan.
Anda akan memperlihatkan
gambaran pasukan yang
kalah. Itukah pengalaman
Anda? Kita menginginkan
jemaat yang hidup
berkemenangan. Orang-
orang yang melihat akan
berkata, "Oh, itulah
Kekristenan." Tapi bagaimana
kita dapat memenangkan
orang bagi Kristus jika kita
hidup dalam kekalahan?
Tidakkah terlintas di pikiran
Anda, apa maknanya menjadi
orang Kristen? Apakah itu
berarti hidup dalam
kekalahan di sepanjang
waktu?
Tak ada kemenangan
tanpa Bala Tentara
Hal yang kedua, tentu saja,
tak akan ada kemenangan
tanpa adanya pasukan. Anda
tidak akan memenangkan
sebuah pertempuran melawan
satu pasukan secara
sendirian. Anda tidak akan
dapat sendirian
memenangkan pertempuran
melawan satu pasukan
musuh. Memang kita
memerlukan banyak orang
seperti Rambo di dalam
laskar kita. Akan tetapi satu
Rambo tidak akan
memenangkan pertempuran
bagi kita. Mungkin ini cara
berpikir banyak orang
Kristen. Mereka berkata,
"Nah, terdapat banyak orang
Kristen yang hebat di dalam
gereja. Mereka akan
memenangkan pertempuran
buat kita. Saya tidak perlu
melibatkan diri."
Tidak ada Kemenangan
tanpa Panglima
Tertinggi
Hal yang ketiga adalah bahwa
tidak ada kemenangan tanpa
adanya Panglima Tertinggi.
Dialah yang memimpin kita di
dalam pertempuran. Dialah
yang menyusun strategi
pertempuran. Dalam ilmu
kemiliteran, seorang
komandan yang baik, adalah
bagian yang sangat penting
dalam mencapai kemenangan.
Jika Anda memiliki 5 juta
prajurit dan seorang jendral
yang buruk, maka jendral ini
akan mengorbankan tentara
yang 5 juta orang itu. Dari
sejarah militer kita tahu
bahwa seorang jendral yang
cakap, walaupun pasukannya
jauh lebih sedikit, akan
mampu mengalahkan pasukan
lawan yang berkali-kali lipat
jumlahnya.
Dan hal itu juga berlaku di
dalam gereja. Di bawah
kepemimpinan Yesus Kristus
sebagai Panglima Tertinggi
kita, maka jumlah pasukan
bukan lagi ukuran yang
penting. Contohnya
pertempuran besar di antara
Gideon dengan musuh bangsa
Israel. Saat itu bangsa Israel
memiliki 23.000 orang, Tuhan
berkata, "Jumlahnya terlalu
banyak." Gideon
menguranginya menjadi
10.000 orang. Tuhan
berkata, "Masih terlalu
banyak." Saat itu, jumlah
pasukan musuh sebenarnya
jauh lebih banyak lagi. Akan
tetapi Tuhan terus saja
mengurangi jumlah pasukan-
Nya. Tuhan berkata, "Aku
hanya memerlukan 300
orang."
Alkitab adalah buku tentang
kemenangan. Dan jika Anda
adalah bagian dari bala
tentara-Nya, maka
sebaiknya Anda belajar juga
untuk berpikir seperti ini,
"Aku tidak tahu apa itu
kekalahan". Rasul Paulus
tidak tahu apa arti kata
'kalah'. Itu sebabnya dia
berkata di dalam surat
Korintus, "Syukur kepada
Allah yang selalu membuat
kita menang di dalam Kristus
Yesus." Dia tidak berkata
'kadang-kadang'. Dia berkata
'selalu'.

Blessing Family Centre Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar