Jumat, 25 Juni 2010

MENCIUM AIR KEHIDUPAN.." (AYUB 14:7-9)

Ayub 14:7-9

"Karena bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh. Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai."

Kitab Ayub mencatat kehidupan orang yang diberkati, namun harus mengalami penderitaan yang hebat bahkan harus kehilangan segala yang menjadi miliknya, hal demikian digambarkan seperti POHON YANG DITEBANG. Mengapa Tuhan menyuruh kita yang mempunyai akal budi harus belajar dari semut, pelanduk, belalang, cicak, atau kambing jantan yang mempunyai karakteristik masing-masing (Amsal 30:24-33) ? supaya kita melihat dan mengerti dengan benar akan Prinsip-prinsip Kehidupan (Life Principles) melalui ciptaan Tuhan.

Demikian halnya dalam kitab Ayub, kita dapat belajar melalui pohon yang ditebang yang memberikan gambaran kehidupan manusia yang ditebang artinya manusia tidak mempunyai harapan lagi, namun Tuhan katakan melalui Kitab Ayub bahwa pohon itu masih mempunyai harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali dan tunasnya tidak berhenti tumbuh, apa kuncinya? Ditegaskan dalam ayat 9 : "maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai." Tuhan berjanji bahwa manusia diciptakan untuk diberkati (Yohanes 10:10b).

Oleh karena itu kita harus mampu mencium dimana ada air kehidupan. Yoh 7:37b-38 - "... Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Artinya Tuhan Yesus adalah air hidup, barangsiapa yang percaya dan datang kepada-Nya maka apa yang diperbuatnya pasti berhasil, ironisnya mengapa tidak semua orang Kristen mengalaminya?

Jangan puas hanya sekedar basah di dekat sumber air, tetapi tertanamlah disana.
Lukas 10:38-42, berbicara tentang dua pribadi yaitu Maria dan Marta yang mempunyai perbedaan didalam cara pandang, sehingga mereka menyambut Yesus dengan cara berbeda, Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Marta mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Hal demikian sering terjadi didalam kehidupan banyak orang.

Apa yang membuat Tuhan membenarkan sikap Maria ?
Maria duduk di kaki Yesus (sumber air Kehidupan), Mazmur 1:3 - Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air; selayaknya dilakukan kita sebagai orang percaya yaitu "TERTANAM", baik didalam keluarga, pelayanan, sekolah atau dunia kerja. Maria mencium sumber air itu.
Tertanam berarti tidak bebas! Memberi diri kita untuk di proses, mau diatur, tidak bisa semau gue dan tidak menjadi pribadi yang independent.

Tiga setengah tahun murid-murid Yesus berjalan bersamaNya dan melihat perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus, namun mereka tidak mengerti ketika Tuhan Yesus berkata : "…. Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan" (Matius 26:2), sehingga ketika Yesus ditangkap, mereka lari ketakutan.

Seperti murid-murid pada waktu itu, kita merasa cukup puas basah saja, meskipun kita hidup dekat sumber air kehidupan namun kita tidak tertanam dalam air kehidupan sehingga kehidupan kita tidak bertumbuh dan berbuah.

Dengar, peka dan mau terlibat/melakukan apa yang menjadi pesan Tuhan hari-hari ini. Niscaya kita akan tertanam, berakar, bertumbuh dan berbuah.

Cium keberadaan sumber air itu, niscaya kita akan mengalami pertumbuhan.

Ditulis oleh : Suryadi K (Forum Anak Panah)
Ringkasan Khotbah : Pdm. Himawan Leenardo

Blessing Family Centre Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar